Informasi Penyakit Hewan

Profil Balai

e-Kasus

iVLAB

Tarif Uji

Dokter

Vetpedia

Regulasi

Survey

Lapor

Pengaduan

Berita

Notifikasi

Website

Pengaduan

Berita

Notifikasi

Brucellosis

Brucellosis adalah penyakit hewan menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder menyerang berbagai jenis hewan Iainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal pula sebagai penyakit keluron menular atau penyakit Bang, sedangkan pada manusia menyebabkan demam yang bersifat undulans dan disebut “Demam Malta”. Brucellosis yang menimbulkan masalah pada ternak terutama disebabkan oleh 3 species yaitu B. melitensis yang menyerang kambing, B. abortus yang menyerang sapi dan B. suis yang menyerang babi dan sapi.

Brucella abortus dapat disebarkan melalui konsumsi produk peternakan yang terkontaminasi seperti susu, selain itu juga melalui feses yang terkontaminasi, atau melalui kontak langsung terutama dengan ternak sakit yang sedang melahirkan, perkawinan alami dengan hewan yang terinfeksi. Sapi terinfeksi dengan mudah dapat menularkan saat sapi melahirkan, karena banyaknya bakteri yang dikeluarkan. Pada sapi gejala klinis yang utama ialah keluron menular yang dapat diikuti dengan kemajiran temporer atau permanen dan menurunnya produksi susu. Keluron yang disebabkan oleh brucella biasanya akan terjadi pada umur kebuntingan antara 5 sampai 8 bulan (trimester ketiga).

Diagnosa brucellosis pada hewan didasarkan pada isolasi dan identifikasi bakteri brucella, uji serologis, dan gejala klinis. Sampel yang dapat digunakan yaitu serum, darah, cairan vagina, susu, semen, limfoglandula, plasenta, dan fetus abortus. Pemeriksaan serologis dapat dilakukan dengan uji aglutinasi cepat (slide/plate agglutination test) dan uji aglutinasi tabung (tube agglutination test). Uji aglutinasi cepat menggunakan antigen berwarna Rose Bengal atau Gentian violet dan Briliant green. Untuk peneguhan diagnosa perlu dilakukan uji reaksi pengikatan komplemen (Complement Fixation Test). Saat ini telah berkembang uji diagnostik Brucellosis dengan metoda teknologi Biomolekular yaitu Polimerase Chain Reaction (PCR). 

Pelaporan kejadian penyakit atau hasil pengujian brucellosis harus dilakukan sesuai dengan pedoman Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Faktor sanitasi merupakan unsur penting dalam program pencegahan. Pengawasan Ialu lintas ternak harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke daerah lain yang lebih luas.

Sumber: iSIKHNAS