Informasi Penyakit Hewan

Profil Balai

e-Kasus

iVLAB

Tarif Uji

Dokter

Vetpedia

Regulasi

Survey

Lapor

Pengaduan

Berita

Notifikasi

Website

Pengaduan

Berita

Notifikasi

Septicemia Epizootica (SE)

Penyakit Septicemia epizootica (SE) atau ngorok adalah suatu penyakit infeksi akut atau menahun pada sapi dan kerbau. Yang terjadi secara septikemik. Penyakit ini terjadi juga pada jenis ternak lain seperti pada onta, kambing, domba, babi dan kuda. Pada kerbau dalam stadium terminal akan menunjukkan gejala ngorok (mendengkur), disamping adanya kebengkakan busung pada daerah-daerah submandibula dan leher bagian bawah. Penyakit ini disebabkan oleh Pasteurella multocida serotype 6B dan 6E menurut klasifikasi Namioka dan Mlirata. Type B dikenal sebagai tipe I pada klasifikasi Carter dan biasanya diisolasi di Asia, sedang tipe E biasanya terisolasi di Afrika. 

Pada SE dikenal tiga bentuk yaitu bentuk busung, pektoral dan intestinal. Bentuk busung terutama pada bagian kepala, tenggorokan, leher bagian bawah, gelambir dan kadang-kadang pada kaki muka. Derajat kematian bentuk ini tinggi sampai mencapai 90% dan berlangsung cepat (hanya 3 hari, kadang-kadang sampai 1 minggu). Bentuk pektoral ditandai dengan bronchopneumoni dan dimulai dengan batuk kering dan nyeri. Kemudian terdapat eksudat di hidung, pernafasan cepat dan basah. Proses berlangsung lama antara 1-3 minggu. Bentuk intestinal merupakan gabungan dari bentuk busung dan bentuk pektoral.

Bakteri ke dalam tubuh hewan adalah daerah tenggorokan (tonsil region). Hewan sehat akan tertular oleh hewan sakit atau pembawa melalui kontak atau melalui makanan, minuman dan alat yang tercemar. Ekskreta hewan penderita (ludah, kemih dan feses) juga mengandung bakteri. Diagnosa yang pertama memerlukan isolasi organisme dan penentuan serotypenya, agar dapat dipastikan agen penyebabnya. Infeksi oleh serotype yang lain lebih banyak mengakibatkan jejas di paru. Peneguhan diagnosa penyebab penyakit dengan isolasi dan identifikasi organisme diperlukan spesimen darah, paru, hati dan limpa yang dikirim secepatnya ke laboratorium dalam keadaan segar dingin. Apabila hewan telah mati selama lebih dari 8 jam dapat diupayakan dengan rnengirimkan potongan tulang panjang yang masih utuh. Pengendalian hanya bisa dilakukan dengan pemberian vaksinasi. Vaksin untuk penyakit ini tersedia dan diproduksi oleh Pusat Veterinasia Farma (Pusvetma).

Sumber: iSIKHNAS