Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh infeksi Aphthovirus, anggota famili Picornaviridae. Terdapat 7 serotipe virus antara lain: A, O, C, Asia 1, dan South African Teritorry (SAT) 1, 2, dan 3. Virus ini terutama menyerang hewan berkuku terbelah dari ordo Artiodactyla. Inang ternak meliputi sapi, babi, domba, dan kambing. Virus PMK juga dilaporkan menyerang >70 spesies artiodactyl liar, termasuk kerbau Afrika, bison, jerapah, unta, dan beberapa spesies rusa dan antelop.
Penyakit Mulut dan Kuku ditandai dengan demam, vesikel/lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku. Penularan PMK melalui pernafasan, dapat tersebar melalui angin, lalu-lintas bahan-bahan makanan, ternak, vaksin yang tercemar virus PMK, dan melalui reproduksi. Pada populasi yang rentan, morbiditas dapat mencapai 100% tetapi dengan kematian yang jarang terjadi kecuali pada hewan muda.
Sampel yang diperlukan untuk diagnosa adalah epitel atau cairan vesikular. Sebanyak 1 g epitel ditempatkan dalam media transpor PBS atau gliserol dan buffer fosfat dengan pH 7,2–7,6 dengan jumlah yang sama. Selain itu, cairan orofaring dapat dikoleksi melalui cawan probang atau swab faring untuk isolasi virus atau uji reverse transcription PCR (RT-PCR).
Diagnosis laboratorium biasanya dilakukan dengan uji RT-PCR real time. Uji ELISA untuk deteksi antibodi PMK pada sampel serum darah, dapat dilakukan dengan 2 metoda yaitu metode ELISA Non Struktural Protein (NSP) dan metoda ELISA Struktural Protein (SP). ELISA NSP adalah metoda ELISA yang digunakan untuk screening antibodi PMK pada sampel serum pada hewan yang terpapar virus lapangan, sedangkan ELISA SP untuk konfirmasi antibodi yang terbentuk dari vaksinasi.
Sumber: WOAH, MSDVet